Skip to main content
26 Agustus 2025
# Topik
Ayo Terhubung

Geoffrey Hinton Peringatkan Bahaya AI: Ancaman Dunia Dikuasai Mesin?

26 Agustus 2025
 

Geoffrey Hinton, "Godfather of AI", Beri Peringatan Mengerikan: AI Bisa Ambil Alih Dunia


DAFTAR ISI

Siapa Geoffrey Hinton?

Nama Geoffrey Hinton mungkin tidak asing bagi para pecinta dunia teknologi. Lelaki berusia 78 tahun ini dikenal sebagai "Godfather of AI" berkat kontribusinya yang luar biasa dalam pengembangan artificial neural networks. Penelitian dan inovasinya menjadi pondasi bagi hadirnya chatbot, asisten virtual, hingga model kecerdasan buatan super canggih yang kini kita kenal.

Hinton pernah bekerja lebih dari satu dekade di Google, mengembangkan teknologi yang kelak menjadi salah satu pilar utama revolusi AI. Namun, bukannya merasa puas dengan pencapaian tersebut, justru ia kini tampil sebagai sosok yang paling vokal mengingatkan bahaya dari ciptaannya sendiri.

Peringatan Menakutkan: AI Bisa "Menyalip" Manusia

Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, Hinton menyampaikan kekhawatirannya bahwa AI super-intelligent—atau kecerdasan buatan super pintar—akan segera melampaui kemampuan manusia. Ia menggambarkan skenario di mana chatbot canggih bisa saja menyadari bahwa manusia tidak lagi "berguna" dalam sistem mereka.

Menurut Hinton, kondisi ini bukan hanya sekadar cerita fiksi ilmiah ala film Terminator. Jika dibiarkan, AI bisa benar-benar menguasai planet ini, menciptakan pengangguran massal karena pekerjaan manusia tergantikan dalam skala besar. Hidup manusia berisiko kehilangan tujuan, terjebak dalam dunia yang sepenuhnya dikendalikan oleh "penguasa robotik".

"Mungkin Logis untuk Menghentikan AI"

Salah satu pernyataan paling kontroversial dari Hinton adalah gagasannya bahwa pengembangan AI sebaiknya dihentikan sementara. Menurutnya, ini adalah langkah logis untuk mencegah terjadinya bencana distopia. Namun, ia juga menyadari hal tersebut hampir mustahil dilakukan, mengingat perusahaan-perusahaan teknologi raksasa begitu tergila-gila mengejar keuntungan finansial dari perkembangan AI.

Hinton menambahkan, kabar baiknya hanyalah satu: robot tidak akan "memakan" manusia. "Karena mereka terbuat dari silikon, diet manusia tidak akan banyak memberi manfaat," katanya dengan nada humor gelap.

Ancaman Nyata Jika AI Salah Tangan

Meski menyelipkan humor, Hinton tetap serius memperingatkan komunitas global agar menyiapkan mekanisme pengaman (safeguards). Jika jatuh ke tangan yang salah, AI bisa menjadi senjata berbahaya yang sulit dikendalikan.

Ia mengingatkan bahwa sebagian besar orang masih belum bisa benar-benar memahami konsep tentang sesuatu yang lebih pintar dari manusia. Umumnya, manusia selalu berpikir, "Bagaimana kita menggunakan teknologi ini?" Padahal pertanyaan seharusnya adalah, "Bagaimana teknologi ini akan menggunakan kita?"

Dari Nobel Prize Hingga Dokumenter "Making God"

Hinton bukanlah sosok sembarangan. Tahun lalu, ia menerima Nobel Prize in Physics berkat penemuan fundamentalnya yang membuka jalan bagi machine learning dengan artificial neural networks.

Selain itu, dalam film dokumenter panjang berjudul Making God, ia juga berbicara blak-blakan tentang risiko Artificial General Intelligence (AGI), yaitu AI dengan kemampuan kognitif setara manusia. Menurutnya, AGI bukan lagi sebatas teori, melainkan ancaman yang semakin nyata.

Kritik Keras Terhadap Industri AI

Dua tahun lalu, Hinton bersama 23 pakar lainnya merilis proposal kebijakan yang mengkritik produksi AI canggih tanpa pengawasan. Mereka menuntut agar perusahaan teknologi yang bertindak "sembrono" dan terus mengembangkan AI tanpa jaminan keamanan diberi tanggung jawab hukum jika produk mereka menimbulkan kerusakan ala Terminator.

Salah satu rekan penulisnya, Stuart Russell—profesor ilmu komputer dari University of California, Berkeley—bahkan menyindir bahwa kedai sandwich lebih ketat regulasinya dibanding perusahaan teknologi besar. Menurutnya, sudah saatnya dunia benar-benar serius menghadapi ancaman AI.

"Ini bukan mainan," tegas Russell.

Apa Artinya untuk Pengguna AI?

Bagi kita yang sehari-hari bersentuhan dengan AI—baik sebagai pengguna chatbot, kreator konten, developer, maupun pebisnis—peringatan Geoffrey Hinton ini jelas penting. Ada beberapa poin reflektif yang bisa kita ambil:

  1. AI Bukan Sekadar Tools Biasa
    AI memang bisa membantu mempercepat pekerjaan, menulis artikel, menganalisis data, atau bahkan menghasilkan seni digital. Namun, di balik kecanggihannya, ada potensi dominasi jika dibiarkan berkembang tanpa etika dan regulasi.

  2. Dampak Sosial dan Ekonomi Nyata
    Otomatisasi besar-besaran bisa memicu gelombang pengangguran. Pekerjaan administratif, analisis data, hingga layanan pelanggan adalah yang paling rentan tergantikan.

  3. Etika Lebih Penting dari Sekadar Inovasi
    Sebelum memikirkan “seberapa cepat” AI bisa berkembang, kita perlu bertanya: apakah teknologi ini aman? Apakah ia digunakan untuk kepentingan manusia atau justru mengontrol manusia?

  4. Regulasi Global Diperlukan
    Sama seperti nuklir atau bioteknologi, AI juga membutuhkan regulasi ketat. Tanpa aturan internasional, risiko penyalahgunaan AI akan semakin besar.

  5. Kesadaran Kolektif
    Tidak cukup hanya ilmuwan seperti Hinton yang bersuara. Komunitas pengguna AI, developer, hingga pemerintah harus bersama-sama memastikan perkembangan teknologi ini tetap berada dalam jalur yang benar.

Kesimpulan: Mendengarkan "Godfather of AI"

Peringatan Geoffrey Hinton ibarat alarm darurat yang tidak bisa kita abaikan. Meski beberapa ucapannya terdengar ekstrem, seperti kemungkinan manusia tidak lagi berguna di mata mesin, ia berbicara berdasarkan puluhan tahun pengalaman meneliti dan menciptakan teknologi ini.

Bagi pengguna AI, pesannya sederhana tapi mendalam:

  • Nikmati manfaat AI, tapi jangan terlena.

  • Gunakan AI sebagai alat bantu, bukan penguasa hidup kita.

  • Dukung regulasi dan etika dalam pengembangan AI.

Seperti kata Hinton, mungkin kita terlalu sibuk berpikir bagaimana cara menggunakan AI, tanpa sadar bahwa suatu saat AI bisa berpikir: bagaimana cara menggunakan kita.

Sumber: Jerry Lawton & Brigid Brown, 24 Agustus 2025

Blog ini didukung oleh pembaca. Kami dapat memperoleh komisi afiliasi ketika Anda bertransaksi di tautan yang ditampilkan di situs ini. Ikuti kami juga di Google News Publisher untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru. Info lanjut, kolaborasi, atau kerjasama, bisa menghubungi: 0857-1587-2597 | 0813-8229-7207 | .

 

Foto Rizal Consulting
Full-time Freelancer
🗓️ Sejak 2006 💻 Sabtu - Kamis ⏰ 08-17 WIB ☎️ 0813-8229-7207 📧