Skip to main content
09 Desember 2024
# Topik
Ayo Terhubung

'Brain rot' dan Overload Digital: Ancaman Nyata Ataukah Sekedar Mitos?

09 Desember 2024
 

Di tengah meningkatnya kritik terhadap ketergantungan kita pada perangkat digital dan media sosial, istilah brain rot—keyakinan bahwa menggulir konten berkualitas rendah tanpa henti merusak ketajaman mental dan kesehatan kita—sering dianggap sebagai bukti bahwa konsumsi digital yang berlebihan berdampak buruk.

Antara Mitos dan Ancaman Nyata

Namun, apakah brain rot yang awalnya hanya meme internet dan bukan diagnosis medis perlu dianggap serius?

Dr. Poppy Watson, dosen tamu di School of Psychology, UNSW, menyatakan bahwa meski ide ini menarik untuk diteliti, belum ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa kebiasaan doomscrolling berlebihan di media sosial menjadi penyebab utama kelelahan mental, kurang fokus, atau penurunan fungsi kognitif yang sering dikaitkan dengan brain rot.

"Ini bukan berarti bahwa penggunaan perangkat digital yang berlebihan tidak berdampak negatif. Namun, sejauh ini penelitian belum menunjukkan hubungan sebab-akibat langsung," ujarnya.

Dr. Watson, yang meneliti bagaimana isyarat lingkungan memengaruhi perilaku, keputusan, motivasi, dan perhatian kita, menambahkan bahwa hubungan antara konsumsi konten online dan penurunan kemampuan kognitif lebih bersifat korelatif. Hal ini terutama terlihat dalam perkembangan kognitif pada generasi muda.

"Ada banyak faktor lain yang memengaruhi kesehatan otak dan kendali kognitif, di luar media sosial," tambahnya.

"Kita tahu bahwa kemiskinan, status sosial ekonomi, dan—seperti yang semakin jelas—pola makan buruk adalah prediktor terbesar bagi kesehatan dan fungsi otak. Akses ke pendidikan juga memiliki dampak besar terhadap kemampuan kognitif."

Jika konsumsi digital yang intens benar-benar membahayakan pikiran generasi muda, kita akan melihat penurunan skor IQ rata-rata antara generasi pra-digital dan pasca-digital. Tetapi, seperti yang Dr. Watson jelaskan, skor IQ rata-rata justru meningkat sejak awal abad ke-20 hingga abad ke-21, yang dikenal sebagai Flynn Effect.

Kesehatan Mental dan Penggunaan Perangkat Digital

01 Digital health and mental health technology

Selain kognisi, kesehatan mental juga menjadi bagian dari narasi brain rot. Penggunaan layar secara berlebihan dianggap memicu gangguan emosi dan penurunan suasana hati, khususnya pada anak muda.

Dr. Sophie Li, peneliti dan psikolog klinis di Black Dog Institute, UNSW, sedang mengeksplorasi hubungan antara penggunaan perangkat digital dan kesehatan mental. Bersama timnya, ia memimpin studi longitudinal terbesar di Australia yang melibatkan lebih dari 6.000 remaja. Penelitian ini mengukur waktu layar untuk rekreasi dan perubahan kesehatan mental selama masa remaja.

Dr. Li menyebutkan bahwa penelitian—yang saat ini sedang ditinjau untuk diterbitkan—menunjukkan meski waktu layar yang lebih lama berkaitan dengan skor kesehatan mental yang lebih rendah, arah hubungan ini masih belum jelas. Apakah waktu layar yang lebih lama menyebabkan depresi dan kecemasan, atau sebaliknya, atau mungkin kombinasi keduanya?

"Kami menemukan korelasi antara waktu layar dan depresi serta kecemasan, seperti yang telah ditunjukkan studi sebelumnya. Namun, saat kami mengamati dampaknya setahun kemudian, korelasi tersebut berkurang hingga nyaris tidak ada atau sama sekali tidak terkait," jelasnya.

Ketidakpercayaan Terhadap Teknologi

02 digital technology Mistrust image

Jika sulit menemukan hubungan sebab-akibat antara konsumsi digital yang tinggi dengan penurunan kognisi dan kesehatan mental, apakah ketakutan tentang brain rot dan dampak negatif konten online merupakan bagian dari pola besar ketidakpercayaan manusia terhadap perubahan teknologi sepanjang sejarah?

Filsuf Yunani, Socrates, pernah mengkritik tulisan karena dianggap melemahkan daya ingat dan pemahaman, dan lebih memilih komunikasi lisan. Kemudian, mesin cetak ditakuti akan merusak tradisi lisan dan manuskrip tulisan tangan.

Surat kabar juga pernah dianggap mengancam komunikasi pribadi dan ikatan komunitas. Radio memicu kekhawatiran akan mengurangi interaksi sosial, diikuti oleh ketakutan bahwa televisi akan menggantikan radio dan merusak diskusi publik.

Baru-baru ini, muncul kekhawatiran bahwa komputer, internet, dan AI akan menggusur pekerjaan, mengikis privasi, dan mengakhiri interaksi sosial langsung.

Namun, pendukung teknologi berpendapat bahwa inovasi biasanya menemukan tempatnya, seringkali memperkaya daripada sepenuhnya menggantikan sistem yang ada.

Dr. Watson percaya hal serupa dapat terjadi dengan konsumsi konten online. Tetapi, ia menyoroti perbedaan penting yang layak menjadi perhatian.

"Dengan konten online, kita berada di wilayah yang belum dipetakan. Konten sekarang sangat dikurasi untuk menjaga keterlibatan, yang berarti kita tidak semua mengakses informasi yang sama. Algoritma memilih apa yang kita lihat, jadi kita semua melihat versi iklan yang berbeda, dan kita juga memiliki umpan berita yang berbeda," jelasnya.

Dr. Li menambahkan, beberapa akademisi menyebut ketakutan terhadap teknologi ini sebagai "siklus kepanikan teknologi Sisyphus" dan bersimpati pada orang tua yang khawatir melihat anak-anak mereka terpaku pada layar tanpa henti.

Ia setuju bahwa kekhawatiran terhadap teknologi digital memang beralasan, dan lebih banyak yang perlu dilakukan untuk memastikan ruang online aman bagi penggunanya.

"Kami merekomendasikan orang tua menetapkan batasan penggunaan teknologi, mendorong aktivitas offline dan interaksi sosial langsung, mengedukasi diri dan anak-anak mereka tentang risiko online serta kewargaan digital yang bertanggung jawab, dan secara rutin memantau penggunaan teknologi serta kesejahteraan anak-anak mereka," pungkasnya.

 

Sumber: Lachlan Gilbert (7 November 2024).

 

Blog ini didukung oleh pembaca. Kami dapat memperoleh komisi afiliasi ketika Anda membeli melalui tautan di situs web kami. Ikuti kami juga di Google News Publisher untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru. Terima kasih.

 

 

Foto Rizal Consulting
Full-time Freelancer
🗓️ Sejak 2006 💻 Sabtu - Kamis ⏰ 08-17 WIB ☎️ 0813-8229-7207 📧